Difusi Inovasi

PROPOSAL
MODUL PEMBUATAN BAKSO DENGAN MIE APEL

Tugas Untuk Memenuhi MataKuliah Difusi Inovasi
Yang dibina Oleh Dr. Endang Sri Redjeki, M.S

Diusulkan Oleh: 4

                                               Achmad mustopa S.                : 120141400993
                                               Imroatul Janah                         : 120141400978
                                               Ratna Dewi Y.                         : 120141411467
                                               Rayi Riski F.                            : 120141400982
                                               Rifadhil Septian M.                  : 120141411451
                                               Teni Aryanti                             : 120141400979
                                               Sandi Permana                         : 209141422368




 


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
2013




A. JUDUL PROGRAM INOVASI
” Modul Pembuatan Bakso Dengan Inovasi Mie Apel”

B.     LATAR BELAKANG
            Sebagai salah satu daerah sentral perkembangan pembangunan, kota Malang memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat Jawa Timur khususnya dan  di Indonesia umumnya. Sebagai refleksinya, banyak warga baru yang datang dan menetap di kota Malang dengan macam – macam tujuan, misal belajar atau bekerja. Hal ini mengindikasikan adanya tingkat kepadatan penduduk yang tinggi di kota dingin ini. Karenanya, sama halnya dengan kota – kota sejenis, Malang juga memiliki tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi. Tidak sulit membaca peluang bisnis makanan di kota Malang, karena memang banyak elemen dan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang ada. Sebagai refleksinya, banyak pilihan makanan yang dapat ditemukan di Malang, sebagai perwakilan dari setiap elemen dan kodisi sosial ekonomi masyarakat.
Salah satu makanan yang terkenal di kota Malang adalah bakso. Bakso Malang amat digemari bukan saja oleh masyarakat Malang, tetapi masyarakat luar Malang pun juga. Bakso Malang  dinilai memilki rasa yang khas dan amat memanjakan lidah. Banyak sekali bermunculan pedagang bakso di Kota Malang, mulai dari yang hanya sekedar bakso dengan gerobak para kaki lima sampai bakso sebagai fast food yang disajikan di dalam ruko megah. Semua pedagang bakso saling bersaing untuk memajukan bakso mereka masing – masing. Sebagai catatan, dalam bisnis bakso saat ini diperlukan sajian yang tidak standar sehingga dapat memancing rasa ingin tahu konsumen untuk datang dan membeli bakso tersebut..Berbagai perubahan  mulai dilakukan para produsen, mulai dari penganekaragaman produk, sampai strategi pemasaran. Tingginya tingkat penjualan bakso di Kota Malang tak lepas dari potensi Sumber Daya Alamnya yang memang amat cocok sebagai daerah peternakan.
            Ciri khas kota Malang yang lain adalah buah apelnya. Sebagai daerah dengan suhu udara yang relatif sejuk, amat cocok bagi pertumbuhan tanaman buah salah satunya apel.Tingginya tingkat produksi apel kota Malang menjadi peluang tersendiri bagi para pengusaha. Selain merambah pasar lokal, apel Malang juga diterima di pasaran nasional maupun internasional. Apel Malang dinilai memiliki rasa yang masih asli dan bervariasi. Tingkat produksi yang tinggi, tak jarang malah menjadi masalah, akhirnya banyak apel yang tidak diproses secara maksimal bahkan dibuang percuma. Dibutuhkan terobosan – terobosan baru untuk menanggulangi hal ini. Dewasa ini mulai dimunculkan  ide pembuatan keripik apel, selai apel, dan dodol apel sebagai varian yang ditawarkan, dan dapat ditebak olahan apel Malang ini selalu laris manis di pasaran.
            Tak dapat dipungkiri lagi bahwa bakso dan apel merupakan ikon makanan khas kota Malang, keduanya memiliki tingkat konsumsi yang tinggi, ditambah lagi potrensi Sumber Daya Alam setempat yang menunjang untuk terus memproduksi keduanya. Akhirnya muncul ide untuk menggabungkan kedua makanan tersebut menjadi satu bentuk sajian makanan yang tidak meninggalkan hakikat keduanya. Gagasan bakso  dengan mie apel, menjadikan buah apel sebagai pelengkap bakso.apel yang dimaksud merupakan buah apel asli Malang yang diadaptasi sedemikian rupa sehingga dapat terasa nikmat dikonsumsi menjadi mie  sebagai pelengkap bakso.
Telah terbukti bahwa bakso dan apel dapat berkolaborasi menjadi satu bentuk sajian kuliner baru.Secara sekilas bakso mie  apel bagi sebagian orang merupakan satu sajian yang aneh dan digambarkan memiliki rasa yang tidak enak.Namun diharapkan hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk mencoba. Berkaca dari fakta penjualan bakso aneka rasa yang telah dilakukan di kota Malang yang notabene diterima dengan baik, maka pengusul merasa optimis bahwa untuk kedepannya bakso mie apel juga dapat diterima dan dapat menjadi ladang usaha baru dengan prospek ekonomi cerah. Dari berbagai pertimbangan dan realita di atas, kami selaku mahasiswa mencoba mengusulkan satu proposal program  dengan judul “ Modul Pembuatan Bakso  dengan mie Apel Sebagai Alternati Makanan Khas Kota Malang”
C. MANFAAT (Kegunaan  Progam)
1.      Bagi Mahasiswa
a.       Untuk meningkatkan mutu pendidikan yang diperoleh guna mempersiapkan mahasiswa yang kreatif, inovatif, produktif, dan berwawasan ilmiah.
b.      Mendapat peluang untuk mengaktualisasikan diri agar dapat berkembang menjadi manusia yang mandiri dan berdaya saing sehingga perlu adanya lingkungan yang kondusif untuk melahirkan karya yang inovatif dan kreatif.
c.       Sebagai wujud pengabdian masyarakat dengan menciptakan alternatif makanan baru.
2.      Bagi Masyarakat
             Pemanfaatan apel sebagai isian bakso diharapkan dapat menjadi alternative makanan masyarakat, dapat meningkatkan nilai jual apel dan bakso, dapat dijadikan masyarakat sebagai bahan pertimbangan untuk membuka usaha baru yang lebih inovatif dan kreatif serta menciptakan lapangan kerja baru guna mencapai kesejahteraaan rakyat kota Malang.

D. Spesifikasi ( Bahan dan Biaya)
Bahan Habis Pakai
No
Bahan
Banyak
Harga per satuan
Jumlah
1
Daging
20 kg
Rp. 50.000,00
Rp    1.000.000,00
2
Tepung Kanji
10 kg
Rp. 5.000,00
Rp.         50.000,00
3
Bumbu - Bumbu
-
-
Rp.       110.000,00
4
Telur Ayam
5 kg
Rp. 10.000,00
Rp.         50.000,00
5
Apel Malang
10 kg
Rp. 10.000,00
Rp       100.000,00
6
Jeruk Nipis
5 kg
Rp.  8.000,00
Rp          40.000,00
7
Minyak tanah
15 liter
Rp.  3.100,00
Rp.         50.000,00
8
Makanan pendamping bakso
-
-
Rp        300.000,00

Total


Rp.   1. 700.000,00

Peralatan Penunjang
No
Bahan
Banyak
Harga per satuan
Jumlah
1
Kompor joss
1 unit
Rp.   200.000,00
Rp.     200.000,00
2
Kompor biasa
2 unit  
Rp.   150.000,00
Rp.     300.000,00
3
Dandang saji bakso
1 unit
-
Rp.     300.000,00
4
Sewa Mesin penggiling 
1 unit
Rp    500.000,00
Rp      500.000,00
5
Alat masak
1 set
Rp.   100.000,00
Rp.     100.000,00
6
Alat makan dan saji
1 set
Rp.   200.000,00
Rp.     200.000,00

Total


Rp.  1.600.000,00

                        Bahan habis pakai                                 Rp.1.700.000,00
  Peralatan penunjang                                                    Rp. 1.600.000,00
                        Total Biaya                                         Rp  3.300.000,00

E. CARA PEMBUATAN
1. Bahan-bahan dan cara pembuatan mie apel
a. Tepung Terigu
            Tepung terigu termasuk bahan dasar dalam pembuatan mie.Kandungan protein di dalam tepung berpengaruh terhadap keuletan mie. Semakin tinggi kadar proteinnya maka mie yang dihasilkan akan semakin ulet. Bila anda ingin membuat mie yang tidak terlalu ulet maka anda akan memerlukan tepung terigu dengan kandungan protein rendah.
b. Air
            Untuk membuat mie maka di perlukan air, air yang diperlukan sekitar 35 persen dari jumlah bahan yang lain. Fungsi dari air adalah untuk membuat gluten pada mie. Air juga berfungsi untuk melarutkan garam alkalin sebelum proses pencampuran bahan dilakukan.

c. Garam
            Cara membuat mie tentu memerlukan garam karena garam akan memberi rasa pada mie. Garam juga berfungsi untuk meningkatkan kekerasan dan keuletan dari mie itu sendiri. Sifat dari garam adalah memperlambat proses penguapan air di dalam mie. Pada pembuatan mie kering garam di berikan untuk membuat mie kering lebih kuat dan tidak mudah gampang patah. Garam juga akan menurunkan lamanya waktu pemasakan mie itu sendiri.
d. Garam alkali
            Cara membuat mie juga perlu garam alkali. Garam alkali diperlukan dalam pembuatan mie karena garam alkali akan menguatkan adonan mie. Garam alkali sering juga disebut dengan soda ash atau kansui atau air ki. Garam alkali sebenarnya juga sebagai pengawet namun demikian kita hanya membutuhkan kadar ph sekitar 10 untuk menghasilkan mie yang baik.
e. Telur
            Cara membuat mie di perlukan telur karena telur akan memberi warna pada mie dan menambah kandungan nutrisi. Telur juga akanmenurunkan usia simpan dari mie itu sendiri.
f. Pewarna
            Bagaimanapun pewarna tetap di perlukan dalam pembuatan mie.Hal ini diperlukan untuk memberi konsistensi warna pada mie yang kita buat.
g. Gum
            Gum berfungsi untuk mengurangi penyerapan air oleh mie dan juga berfungsi untuk memperbaiki kelembutan dari mie tersebut.


h. Apel
            Dalam pembuatan mie disini, kita bisa menggunakan air sari apel, dan juga apel yang sudah di blender.Agar mie yang dibuat ada rasa apelnya.

2. Cara pembuatannya
a. Siapkan tepung, air, garam, garam alkali, pewarna, telur, gum, dan apel.
b. Siapkan buahapel terlebih dahulu kemudian di blender sampai halus.
c. Kemudian saring apel yang sudah diblender tersebut.
d. Campurkan tepung yang sudah disiapkan dengan sari apel.
e. Tambahkan air secukupnya, masukkan garam dan garam alkali, pewarna, telur, dan gum.
f. Aduk hingga semua bahan tercampur.
g. Setelah adonan kalis baru di cetak dengan menggunakan cetakan mie.
h. Mie yang sudah jadi direbus sebentar saja kemudian di angkat dan di masukan dalam air es
i. Mie dikeringkan dan dan siap untuk di buat menjadi mie apel dalam bakso.

3.  Bahan-bahan membuat pentol bakso
  • 1 kg daging sapi giling
  • 1 ons tepung kanji
  • 6 siung bawang putih
  • 1 senduk makan garam
  • 1/2 sendok teh merica bubuk
  • penyedap rasa secukupnya
Jika bahannya sudah siap, sekarang langsung ke cara pembuatannya.
Cara membuatnya:
  1. Haluskan bawang putih, silahkan tumbuk atau blender.
  2. Campur bawang putih yang sudah dihaluskan ke dalam adonan daging sapi giling, merica, garam, penyedap rasa, sekaligus tepung kanji.
  3. Aduk dan uleni adonan tersebut hingga merata kurang lebih 10 menit
  4. Setelah adonan tercampur rata selanjutnya bentuklah menjadi bulatan-bulatan dengan menggunakan tangan sesuai dengan ukuran yang anda inginkan, usahakan agar ukurannya tidak terllau besar supaya bisa matang secara lebih merata dan cepat. Nah disini saya yakin anda bisa untuk membuat bulatan bakso.
  5. Masukkan bulatan bakso yang anda buat ke dalam air panas, kemudian rebuslah ke dalam air yang mendidih hingga matang. Tanda bakso yang telah matang adalah mengapung di permukaan air yang mendidih. Proses perebusan biasanya memakan waktu 10-15 menit.
  6. Angkat bakso yang telah matang dan tiriskan dalam suhu ruangan.
4. Membuat kuah bakso
Bahan yang diperlukan :
·         1 buah tulang sapi, ukuran sedang,potong 3 bagian
·         12 siung bawang putih, dimemarkan dulu
·         4 buah kaldu ayam dadu
·         2 sendok teh merica
·         1 sendok makan garam
·         3 liter Air untuk perebus
Cara membuat Kuah Bakso :
1.      Pertama didihkan 3 liter air di atas api sedang.
2.      Kemudian masukkan tulang sapi dan didihkan sebentar lalu kecilkan apinya
3.      Lalu masukkan bawang putih, masaklah terus dengan api kecil sampai kuah mendidih selama 1 jam dan kuah menyusut 1/3 bagian
4.      Selanjutnya masukkan kaldu ayam, merica dan garam. biarkan diatas api kecil sampai mendidih beberapa saat, matikan api.
5.      Keluarkan sumsum dalam tulang sapi sampai bersih. biarkan mengambang dikuah.
6.      Kaldu siap dipakai untuk kuah bakso. cicipi, jika kurang asin tambahkan.
E. CARA KERJA (Gambaran Umum Rencana Usaha)
1. Kondisi umum lingkdidalamungan yang menimbulkan gagasan menciptakan kegiatan usaha:
·         Kota Malang memilki sumber daya apel dan bahan dasar pembuatan bakso yang baik.
·         Masyarakat Kota Malang memiliki tingkat konsumsi makanan yang tinggi. 
·         Belum ada alternatif makanan yang menggabungkan buah apel dan bakso sebagai satu sajian makanan.
2. Gambaran potensi sumber daya, peluang pasar dan analisis ekonomi usaha yang direncanakan untuk kelayakan usaha.
a.      Gambaran Potensi Sumber Daya
      Kota Malang merupakan lahan subur di bidang perkebunan dan peternakan. Kota Malang telah terkenal dalam produksi buah, salah satunya apel. Di sisi lain produksi daging di kota Malang juga tinggi, sehingga dengan kata lain Kota Malang memiliki tingkat produksi buah apel dan bahan pembuatan bakso yang baik.
      Besarnya jumlah sumber daya apel Malang seringkali menurunkan nilai ekonomisnya. Sedangkan bakso yang notabene merupakan makanan khas kota Malang, dapat dengan mudah ditemukan di kota ini. Di sana – sini banyak ditemui penjual bakso, namun tak banyak yang memberikan alternatif produk bakso kepada masyarakat sehingga masyarakat menjadi bosan.
b.      Peluang Pasar Dan Analisis Ekonomi
·         Peluang pasar
   Usaha makanan ini memiliki peluang pasar yang baik, mengingat sangat mudah untuk mendapatkan bahan baku kemudian ditinjau dari keberadaannya sebagai sebuah inovasi, tingkat persaingan usaha makanan ini relatif sedikit dan memiliki daya tarik tersendiri, ditambah lagi tingkat konsumsi makanan masyarakat setempat yang tinggi termasuk minat masyarakat untuk mencoba alternatif makanan yang ada.
·         Analisis ekonomi
1. Modal yang dikeluarkan
§  Pembelian bahan baku                Rp. 1.400.000,00       

Total Biaya                                    Rp. 1.400.000,00
     
Maka harga pokoknya = 1.400.000,00/ 400 porsi
=  Rp         3.500,00
 Keterangan:
Modal yang dimaksud adalah modal pembelian bahan dasar pembuatan. Harga pokok ditentukan dengan membagi total biaya dengan banyak porsi yang dihasilkan yatu sejumlah 400 porsi.
2. Kas masuk
Bakso apel dijual dengan berbagai macam variasi produk. Misal dijual dengan harga jual Rp. 5.000,00, maka
Harga jual 400 porsi @ Rp 5000,00 = Rp. 2000.000,00
Keterangan:
Setelah mengetahui harga pokok, ditentukan perencanaan harga pasar yang nantinya akan menjadi kas masuk.
3. Perhitungan laba keseluruhan
§  Harga jual 400 porsi @ Rp 5000,00     = Rp.2.000.000,00
§  Harga pokok 400 porsi @ Rp.3500,00 = Rp.1.400.000,00
Laba yang didapat            = (Rp. 2.000.000- Rp. 1.360.000)
                                        =  Rp.   600.000,00
 Keterangan:
Telah diperoleh perhitungan harga pokok dan harga jual 400 porsi bakso apel, maka dapat dilakukan perhitungan laba keseluruhan yang didapat.
4.Perhitungan Laba per porsi.
Laba per porsi = harga jual – harga pokok
                  = Rp. 5000 – Rp. 3500 = Rp.      1500,00.
Keterangan:
Berdasarkan data perhitungan harga pokok dan harga jual per porsi, maka laba per porsi dapat diperoleh dengan mengurangkan harga pokok per porsi dengan harga jual per porsi.

F. LAMPIRAN
I Daftar Riwayat Hidup Anggota Kelompok
1. Ketua Kelompok
1)      Nama lengkap                                           : Achmad Mustopa S.
2)      NIM                                                         : 120141400993
3)      Tempat dan Tanggal lahir                           : Bojonegoro, 1 Juni 1994
4)      Jenis Kelamin                                            : Laki – Laki
5)   Alamat Asal                                              : Bojonegoro, Jl. Tambangan
Tulungrejo
6)      Alamat di Malang                                      : Sumbersari no.234 lowokwaru
Malang.
7)      Fakultas/Jurusan/Universitas                      : FIP/PLS/UM
8)      Pengalaman Organisasi                              :
1.            Ketua OSIS MA N 1 Bojonegoro (2010 – 2011)
2.            Pengurus HMJ PLS UM. (2012)

Anggota 1
1)Nama lengkap                                              : Imroatul Jannah
2) NIM                                                           : 120141400978
3) Tempat dan Tanggal lahir                              : Banyuwangi, 10 September
1994
4) Jenis Kelamin                                              : Perempuan
5) Alamat Asal                                                : Ds.Bomo,Rogojampi
Banyuwangi
6) Alamat di Malang                                        : Jl. Terursan Surabaya, Malang.
7) Fakultas/Jurusan/Universitas                        : FIP/PLS/UM
8) Pengalaman Organisasi                                : 1. Anggota Imadiklus UM

Aggota 2
1)      Nama lengkap                                           : Ratna Dewi Y.
2)      NIM                                                         : 120141411467
3)      Tempat dan Tanggal lahir                           : Blitar, 6 Juli 1994
4)      Jenis Kelamin                                            : Perempuan
5)      Alamat Asal                                              : Ds.Slorok, Kec Garum Kab.
Blitar
6)      Alamat di Malang                                      : Jl. Soekarno Hatta, Malang.
7)      Fakultas/Jurusan/Universitas                      : FIP/PLS/UM

Anggota 3
1)      Nama lengkap                                           : Rayi Rizki F
2)      NIM                                                         : 120141400982
3)      Tempat dan Tanggal lahir                           : Bandung, 19 Mei 1994
4)      Jenis Kelamin                                            : Laki-Laki
5)      Alamat Asal                                              : Jl. Jeruk 100  Bandung
6)      Alamat di Malang                                      : Jl. surabaya 10 Malang.
7)      Fakultas/Jurusan/Universitas                      : FIP/PLS/UM 

Anggota 4
1)      Nama lengkap                                           : Rifadhil septian M.
2)      NIM                                                         : 120141411451
3)      Tempat dan Tanggal lahir                           : Pasuruan, 29 September 1994
4)      Jenis Kelamin                                            : Laki-Laki
5)      Alamat Asal                                              : Jl. Gajahyana 15  Pasuruan
6)      Alamat di Malang                                      : Jl. Morjosari 8 Malang.
7)      Fakultas/Jurusan/Universitas                      : FIP/PLS/UM

Anggota 5
1)      Nama lengkap                                           : Teni Aryanti
2)      NIM                                                         : 120141400979
3)      Tempat dan Tanggal lahir                           : Bandung, 6 November 1994
4)      Jenis Kelamin                                            : Perempuan
5)      Alamat Asal                                              : Soreang Bandung
6)      Alamat di Malang                                      : Asrama Putri UM malang.
7)      Fakultas/Jurusan/Universitas                      : FIP/PLS/UM

Anggota 6
1)      Nama lengkap                                           : Sandi Permana
2)      NIM                                                         : 209141422368
3)      Tempat dan Tanggal lahir                           : Nangka Lokak 07 November
1989
4)      Jenis Kelamin                                            : Laki-laki
5)      Alamat Asal                                              : Ds.Bentek Kecamatan Gangga
Kab.Lombok Utara NTB
6)      Alamat di Malang                                      : Jl. Raya Candi II
7)      Fakultas/Jurusan/Universitas                      : FIP/PLS/UM




Difusi Inovasi – Just Theory

Apakah Difusi Inovasi itu?
Inovasi
Secara umum, inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, praktek atau obyek yang dianggap sebagai sesuatu yang baru oleh seorang individu atau satu unit adopsi lain. Thompson dan Eveland (1967) mendefinisikan inovasi sama dengan teknologi, yaitu suatu desain yang digunakan untuk tindakan instrumental dalam rangka mengurangi ketidak teraturan suatu hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi, inovasi dapat dipandang sebagai suatu upaya untuk mencapai tujuan tertentu.
Fullan (1996) menerangkan bahwa tahun 1960-an adalah era dimana banyak inovasi-inovasi pendidikan kontemporer diadopsi, seperti matematika, kimia dan fisika baru, mesin belajar (teaching machine), pendidikan terbuka, pembelajaran individu, pengajaran secara team (team teaching) dan termasuk dalam hal ini adalah sistem belajar mandiri.
Difusi
Difusi didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu selama jangka waktu tertentu terhadap anggota suatu sistem sosial. Difusi dapat dikatakan juga sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana pesannya adalah ide baru. Disamping itu, difusi juga dapat diangap sebaai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial. Jelas disini bahwa istilah difusi tidak terlepas dari kata inovasi. Karena tujuan utama proses difusi adalah diadopsinya suatu inovasi oleh anggota sistem sosial tertentu. Anggota sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi dan atau sub sistem.
Unsur-Unsur Difusi Inovasi
Proses difusi inovasi melibatkan empat unsur utama, meliputi 1) inovasi; 2) saluran komunikasi; 3) kurun waktu tertentu; dan 4) sistem sosial.
Komunikasi dan Salurannya
Komunikasi adalah proses dimana partisipan menciptakan dan berbagi informasi satu sama lain untuk mencapai suatu pemahaman bersama. Seperti telah diunkapkan sebelumnya bahwa difusi dapat dipandang sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana informasi yang dipertukarkannya adalah ide baru (inovasi). Dengan demikian, esensi dari proses difusi adalah pertukaran informasi dimana seorang individu mengkomunikasikan suatu ide baru ke seseorang atau beberapa orang lain. Rogers menyebutkan ada empat unsur dari proses komunikasi ini, meliputi: 1) inovasi itu sendiri; 2) seorang individu atau satu unit adopsi lain yang mempunyai pengetahuan atau pengalaman dalam menggunakan inovasi; 3) orang lain atau unit adopsi lain yang belum mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan inovasi; dan 4) saluran komunikasi yang menghubungkan dua unit tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam proses difusi adalah upaya mempertukarkan ide baru (inovasi) oleh seseorang atau unit tertentu yang telah mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan inovasi tersebut (innovator) kepada seseorang atau unit lain yang belum memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai inovasi itu (potential adopter) melalui saluran komunikasi tertentu.
Sementara itu, saluran komunikasi tersebut dapat dikategorikan menjadi dua yaitu: 1) saluran media massa (mass media channel); dan 2) saluran antarpribadi (interpersonal channel). Media massa dapat berupa radio, televisi, surat kabar, dan lain-lain. Kelebihan media massa adalah dapat menjangkau audiens yang banyak dengan cepat dari satu sumber. Sedangkan saluran antarpribadi melibatkan upaya pertukaran informasi tatap muka antara dua atau lebih individu.
Waktu
Waktu merupakan salah satu unsur penting dalam proses difusi. Dimensi waktu, dalam proses difusi, berpengaruh dalam hal: 1) proses keputusan inovasi, yaitu tahapan proses sejak seseorang menerima informasi pertama sampai ia menerima atau menolak inovasi; 2) keinovativan individu atau unit adopsi lain, yaitu kategori relatif tipe adopter (adopter awal atau akhir); dan 3) rata-rata adopsi dalam suatu sistem, yaitu seberapa banyak jumlah anggota suatu sistem mengadopsi suatu inovasi dalam periode waktu tertentu.
Sistem Sosial
Sangat penting untuk diingat bahwa proses difusi terjadi dalam suatu sistem sosial. Sistem sosial adalah satu set unit yang saling berhubungan yang tergabung dalam suatu upaya pemecahan masalah bersama untuk mencapai suatu tujuan. Anggota dari suatu sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi dan atau sub sistem. Proses difusi dalam kaitannya dengan sistem sosial ini dipengaruhi oleh struktur sosial, norma sosial, peran pemimpin dan agen perubahan, tipe keputusan inovasi dan konsekuensi inovasi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adopsi Inovasi
Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa tujuan utama proses difusi adalah agar diadopsinya suatu inovasi. Namun demikian, seperti terlihat dalam model proses keputusan inovasi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses keputusan inovasi tersebut. Beriku ini adalah penjelasan dari beberapa faktor yang mempengaruhi proses keputusan inovasi.
Karakteristik Inovasi
Rogers (1983) mengemukakan lima karakteristik inovasi meliputi: 1) keunggulan relatif (relative advantage), 2) kompatibilitas (compatibility), 3) kerumitan (complexity), 4) kemampuan diuji cobakan (trialability) dan 5) kemampuan diamati (observability).
Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik/unggul dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari beberapa segi, seperti segi eknomi, prestise social, kenyamanan, kepuasan dan lain-lain. Semakin besar keunggulan relatif dirasakan oleh pengadopsi, semakin cepat inovasi tersebut dapat diadopsi.
Kompatibilitas adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, maka inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang sesuai (compatible).
Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya. Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh pengadopsi, maka semakin cepat suatu inovasi dapat diadopsi.
Kemampuan untuk diuji cobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diuji-coba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat di uji-cobakan dalam seting sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu inovasi sebaiknya harus mampu menunjukan (mendemonstrasikan) keunggulannya.
Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat terlihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil dari suatu inovasi, semakin besar kemungkinan orang atau sekelompok orang tersebut mengadopsi. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar keunggulan relatif; kesesuaian (compatibility); kemampuan untuk diuji cobakan dan kemampuan untuk diamati serta semakin kecil kerumitannya, maka semakin cepat kemungkinan inovasi tersebut dapat diadopsi.

Saluran Komunikasi
Tujuan komunikasi adalah tercapainya suatu pemahaman bersama (mutual understanding) antara dua atau lebih partisipan komunikasi terhadap suatu pesan (dalam hal ini adalah ide baru) melalui saluran komunikasi tertentu. Dengan demikian diadopsinya suatu ide baru (inovasi) dipengaruhi oleh: 1) partisipan komunikasi dan 2) saluran komunikasi.
Dari sisi partisipan komunikasi, Rogers mengungkapkan bahwa derajat kesamaan atribut (seperti kepercayaan, pendidikan, status sosial, dan lain-lain) antara individu yang berinteraksi (partisipan) berpengaruh terhadap proses difusi. Semakin besar derajat kesamaan atribut partisipan komunikasi (homophily), semakin efektif komuniksi terjadi. Beitu pula sebaliknya. Semakin besar derajat perbedaan atribut partisipan (heterophily), semakin tidak efektif komunikasi terjadi. Oleh karenanya, dalam proses difusi inovasi, penting sekali untuk memahami betul karakteristik adopter potensialnya untuk memperkecil “heterophily”.
Sementara itu, saluran komunikasi juga perlu diperhatikan. Dalam tahap-tahap tertentu dari proses pengambilan keputusan inovasi, suatu jenis saluran komunikasi tertentu memainkan peranan lebih penting dibandingkan dengan jenis saluran komunikasi lain. Hasil penelitian berkaitan dengan saluran komunikasi menunjukan beberapa prinsip sebagai berikut: 1) saluran komunikasi masa relatif lebih penting pada tahap pengetahuan dan saluran antar pribadi (interpersonal) relatif lebih penting pada tahap persuasi; 2) saluran kosmopolit lebih penting pada tahap penetahuan dan saluran lokal relatif lebih penting pada tahap persuasi.3) saluran media masa relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran antar pribadi bagi adopter awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter); dan 4) saluran kosmopolit relatif lebih penting dibandingkan denan saluran local bagi bagi adopter awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter).
Karakteristik Sistem Sosial
Difusi inovasi terjadi dalam suatu sistem sosial. Dalam suatu sistem sosial terdapat struktur sosial, individu atau kelompok individu, dan norma-norma tertentu. Berkaitan dengan hal ini, Rogers (1983) menyebutkan adanya empat faktor yang mempengaruhi proses keputusan inovasi. Keempat faktor tersebut adalah: 1) struktur sosial (social structure); 2) norma sistem (system norms); 3) pemimpin opini (opinion leaders); dan 4) agen perubah (change agent).
Struktur social adalah susunan suatu unit sistem yang memiliki pola tertentu. Struktur ini memberikan suatu keteraturan dan stabilitas prilaku setiap individu (unit) dalam suatu sistem sosial tertentu. Struktur sosial juga menunjukan hubungan antar anggota dari sistem sosial. Hal ini dapat dicontohkan seperti terlihat pada struktur oranisasi suatu perusahaan atau struktur sosial masyarakat suku tertentu. Struktur sosial dapat memfasilitasi atau menghambat difusi inovasi dalam suatu sistem. Katz (1961) seperti dikutip oleh Rogers menyatakan bahwa sangatlah bodoh mendifusikan suatu inovasi tanpa mengetahui struktur sosial dari adopter potensialnya, sama halnya dengan meneliti sirkulasi darah tanpa mempunyai pengetahuan yang cukup tentang struktur pembuluh nadi dan arteri. Penelitian yang dilakukan oleh Rogers dan Kincaid (1981) di Korea menunjukan bahwa adopsi suatu inovasi dipengaruhi oleh karakteristik individu itu sendiri dan juga sistem social dimana individu tersebut berada.
Norma adalah suatu pola prilaku yang dapat diterima oleh semua anggota sistem social yang berfungsi sebagai panduan atau standar bagi semua anggota sistem social. Sistem norma juga dapat menjadi faktor penghambat untuk menerima suatu ide baru. Hal ini sangat berhubungan dengan derajat kesesuaian (compatibility) inovasi denan nilai atau kepercayaan masyarakat dalam suatu sistem sosial. Jadi, derajat ketidak sesuaian suatu inovasi dengan kepercayaan atau nilai-nilai yang dianut oleh individu (sekelompok masyarakat) dalam suatu sistem social berpengaruh terhadap penerimaan suatu inovasi tersebut.
“Opinion Leaders” dapat dikatakan sebagai orang-orang berpengaruh, yaitu orang-orang tertentu yang mampu mempengaruhi sikap orang lain secara informal dalam suatu sistem sosial. Dalam kenyataannya, orang berpengaruh ini dapat menjadi pendukung inovasi atau sebaliknya, menjadi penentang. Ia (mereka) berperan sebagai model dimana prilakunya (baik mendukung atau menentan) diikuti oleh para penikutnya. Jadi, jelas disini bahwa orang berpengaruh (opinion leaders) memainkan peran dalam proses keputusan inovasi.
Agen perubah, adalah bentuk lain dari orang berpengaruh. Mereka sama-sama orang yang mampu mempengaruhi sikap orang lain untuk menerima suatu inovasi. Tapi, agen perubah lebih bersifat formal yang ditugaskan oleh suatu agen tertentu untuk mempengaruhi kliennya. Agen perubah adalah orang-orang professional yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan tertentu untuk mempengaruhi kliennya. Dengan demikian, kemampuan dan keterampilan agen perubah berperan besar terhadap diterima atau ditolaknya inovasi tertentu. Sebagai contoh, lemahnya pengetahuan tentang karakteristik strukstur sosial, norma dan orang kunci dalam suatu sistem social (misal: suatu institusi pendidikan), memungkinkan ditolaknya suatu inovasi walaupun secara ilmiah inovasi tersebut terbukti lebih unggul dibandingkan dengan apa yang sedang berjalan saat itu.



Referensi:
Rogers, Everett, M., “Diffussion of Innovation”, (Canada: The Free Press of Macmillan Publishing Co., 1983)
Plomp, Tjeerd & Donald P. Ely, “International Encyclopedia of Educational Technology”, (Cam-bridge, UK: Elsevier Science Ltd., 1996)
http://www.teknologipendidikan.net/category/research-and-evaluation




Tidak ada komentar:

Posting Komentar